Friday, May 15, 2015

Kakang 7 Bulan: Perkembangan & Evaluasi MPASI

15 Mei 2015, Kakang tepat 7 bulan. Alhamdulillah sehat ^^

Kemampuannya di usia ini:

  • Duduk tegak


  • Tengkurap happy

Hehehe.. iya, jadi dulu Kakang gak suka tengkurap. Kalau tengkurap cuma kuat beberapa detik terus mungkin pengap dan minta digendong/ditelentangkan. Sekarang kalau tengkurap udah sambil cengar cengir :D

Proses tengkurapnya juga beda. Kalau dulu badan tengkurap menindih tangan, lalu tangannya ditarik keluar. Dada diangkat dengan kedua tangan sebagai penopang.
Kalau sekarang dia tengkurap dengan siku yang menopang. Jadi begitu tengkurap posisinya cukup “tegak” dengan dada terangkat. Gak ada lagi tangan tertindih badan :D


  • Berguling-guling

Kakang belum bisa merangkak sama sekali. Merayap aja susah -_-. 
Kalau di kasur, cara tercepat untuk dia berpindah tempat adalah berguling. 
Cepat banget dan sering bikin abi umminya terkaget-kaget tahu-tahu udah ke pinggir kasur bahkan ke lantai  -_-

  • Jalan dengan badan ditopang atau tangannya dipegang

Nah ini saya agak heran. Bayi 7 bulan kelakuan udah kayak 10 bulan, pengennya berdiri & jalan -_-‘. Satu dua orang komentar bahwa itu gak boleh, nanti kakinya berbentuk O. Ya.. kalau emang bayinya pengen gimana? Ngamuk dia kalau cuma duduk or guling-gulingan di kasur doang. Bosan.



Megangin Kakang terus yang pengennya jalan mulu benar-benar bikin produktifitas saya menurun drastis. Dulu saya masih bisa meninggalkan dia di kasur atau kursi bersama mainannya, sementara saya mengerjakan urusan domestik. Tapi sekarang? Wuaaah.. saya musti megangin dia kemana-mana. Akhirnya dengan subsidi kakek neneknya, kami beli baby walker.

Dengar-dengar penggunaan baby walker juga ada pro kontranya ya? Saya sih gak ikutan berpendapat pro atau kontra. Hanya saja saya pernah merasa begitu lemas sampai pengen pingsan *lebay* karena kecapekan. Jadi ya.. baby walker buat saya adalah solusi biar bisa ‘nafas’ dikit..

  • Makan

Fase yang bikin saya galau datang juga: Memberi makan Kakang


Banyaknya info di internet tidak serta merta membuat saya puas. Saya pengennya didampingi ahli MPASI *halah*. Boro-boro ya, didampingi ibu atau mertua aja enggak. Hiks. Jadi ya saya harus berani bereksperiman. Hohoho..

“Kemalangan” kakang adalah saya nyaris tidak mungkin memberinya 100% homemade. Buat saya sendiri aja jarang masak, seringnya beli di warteg atau nasi padang. Untunglah kedua ibu saya mendukung bubur bayi instan (hahahaha) jadi agak tertolonglah.

Berikut review MPASI Kakang sebulan terakhir:

MPASI Instan
Kakang suka: Milna Bubur Bayi varian Labu Kuning Wortel, Milna Biskuit Bayi varian Beras Merah, Nestle Cerelac Beras Merah, Nestle Cerelac Kacang Hijau.
Kakang kurang suka : Nestle Cerelac Ayam & Bawang

MPASI homemade
Kakang suka: pepaya, jambu biji, pisang, alpukat, melon, semangka, jeruk, labu kuning+wortel, tomat+wortel, bubur cair + bayam tahu, brokoli.
Kakang kurang suka : kentang

Kakang belum pernah saya kasih makanan berkaldu apalagi hati ayam. Padahal penasaran banget. Tapi saya belum berani. Beneran harus didampingi deh kalau udah ada unsur dagingnya :/ Semoga nanti bisa minta ajari bibi.

Untuk jadwal, selama ini Kakang makan 3x sehari jam 8 pagi, 12 siang, dan 4 sore.
Mulai sekarang pengen jadi 4 kali sehari jam 7 pagi, 10 pagi (buah), 1-2 siang, dan 5 sore.

Sadar masih newbie, saya terima loh kritikan dan masukan soal MPASI ini ya ibu-ibu.

Terimakasih sebelumnya.. :D

Sunday, May 3, 2015

Buku Kumpulan Menu MPASI Harian: Sebuah Review

Sebagai seorang ibu yang belum pengalaman soal bayi, salah satu yang bikin saya galau bahkan sebelum Kakang lahir adalah: Mau dikasih makan apa anak iniiiih? *lebay

Satu, pengetahuan saya soal makanan bayi dan cara pengolahannya nyaris nol.
Dua, saya mengasuh sendiri Kakang tanpa ada ibu atau mertua yang menemani.
Tiga, saya tidak telaten. Salah satu alasan mengapa saya ingin di rumah saja (tidak bekerja di luar) adalah karena saya malas perah-perah ASI :/  
Saya pengen menyusui dengan cara termudah, ternyaman, dan ter-romantis *halah* yaitu langsung pada payudara.

Ketika curhat tentang MPASI pada ibu saya, beliau dengan enteng bilang: googling aja! :3
Huu.. mentang-mentang anaknya ini hobi online. Tapi saya kadang suka ragu sama keabsahan (?) info di internet. Lagipula, gak enak rasanya musti googling dulu tiap mau ngasih makan. Ya kalau koneksi internet cepet. Kalau lemot kan yang ada malah tambah stress. Akhirnya saya pun memutuskan membeli buku.

Di toko buku, ada beberapa judul buku yang berisi resep MPASI. Setelah bongkar sana bongkar sini, saya pilih yang (kayaknya) paling mudah dipraktekkan (penting nih!) dan harga terjangkau. Desain layoutnya juga lucu, manis, dan foto-fotonya bagus.

Saya pilih Kumpulan Resep MPASI Harian untuk Bayi 6-24 Bulan. Buku ini disusun oleh Budi Sutomo, dengan ahli gizi Ani Hanifah, AMG, penerbit Anak Kita.

Hal pertama yang saya suka adalah resep-resepnya sederhana. Bahkan menu puree yang cuma terdiri dari buah+ASI saja ada. Hehehe..

Untuk menu pure, buku ini memuat resep Pure Pisang, Pure Wortel, Pure Kentang Susu, Pure Avokad, Pure Kacang Polong, Pure Pir, dan Pure Wortel Mangga untuk bayi usia 6-7 bulan. Untuk bayi usia 8-10 bulan ada Pure Buah Campur, Pure Kentang Kacang Polong, Pure Tomat Kacang Merah, dan Pure Apel Sari Jeruk. Untuk bayi  usia 10-12 bulan, menunya berbagai bubur dan aneka nasi tim.

Sebelum membahas resep. Buku ini juga memuat informasi singkat tentang tumbuh kembang bayi, kapan mulai MPASI, tahapan MPASI, nutrisi penting untuk bayi, tips memilih bahan makanan, tips mengolah MPASI, mengatasi bayi sulit makan, merencanakan menu MPASI, jadwal pemberian MPASI, dan resep kaldu (daging, ayam, ikan, dan sayuran). Cukup informatif.

Ada masing-masing 20 resep MPASI untuk bayi 6-7 bulan, bayi 8-10 bulan, dan bayi 10-12 bulan. Juga ada 11 resep finger snacks. Jadi total ada 71 resep.

Sayangnya, setiap resep di sini adalah untuk minimal 2 porsi. Saya jadi bingung kalau mau buat 1 porsi. Apalagi karena saya gak punya timbangan, jadi sulit mengikuti aturan bahan sekian gram. Memang sih ada tabel konversi seperti misalnya susu 150 gr setara 1 cangkir. Susu 200 gr setara 1 gelas, kuning telur 20 gr setara 1 butir, dll. Tapi tetap saja pada akhirnya saya pakai takaran sendiri. Hahaha..

Niatnya sih saya pengen posting beberapa resep yang sudah saya praktekkan. Semoga terlaksana ya. Aamiin.. hehe..

Overall, buku ini recommended banget deh.

Semoga bermanfaat.. ^^